Sabtu, 23 November 2024

Surabaya Siapkan Dua Rumah Sakit Antisipasi Penyakit Gagal Ginjal Misterius

Laporan oleh Dhafintya Noorca
Bagikan
Eri Cahyadi Wali Kota Surabaya saat memberikan keterangan tentang gagal ginjal misterius. Foto: surabaya.go.id

Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya mengantisipasi penyakit gagal ginjal misterius yang telah menjangkit 131 anak di Indonesia. Seluruh layanan fasilitas layanan kesehatan di Kota Pahlawan disiagakan untuk mengantisipasi pencegahan penyakit tersebut.

Eri Cahyadi Wali Kota Surabaya menyatakan bahwa di Kota Surabaya belum tercatat adanya pasien anak-anak yang mengidap penyakit gagal ginjal misterius. Nantinya, apabila ditemukan adanya kasus tersebut, maka akan segera dilakukan penanganan perawatan di RSUD Dr. Soewandi dan RS Bhakti Dharma Husada (BDH) Surabaya.

“Di Surabaya belum ada. Semoga di Surabaya tidak ada, karena kita sudah antisipasi. Jika itu terjadi maka pengobatannya kita lakukan di RSUD Soewandi dan RS BDH, kita khususkan kalau ada yang sakit langsung kita masukkan (rawat),” kata Eri Cahyadi, Jumat (14/10/2022).

Ia melanjutkan, jika terdapat penemuan kasus tersebut di Kota Pahlawan, maka biaya rumah sakit bagi pasien KTP Surabaya ditanggung oleh Pemkot Surabaya melalui program Universal Health Coverage (UHC). Yakni, kerjasama Pemkot Surabaya dengan BPJS Kesehatan untuk memberikan pelayanan kesehatan secara gratis.

“Surabaya sudah memiliki BPJS melalui program UHC, artinya sudah ditanggung semua. Pembiayaan untuk cuci darah dapat dicover dengan BPJS, kalau itu sudah KTP Surabaya maka itu gratis,” terangnya.

Sementara itu, Nanik Sukristina Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Surabaya mengatakan, hingga saat ini belum ada laporan kasus gagal ginjal misterius yang menyerang warga Kota Surabaya. Karenanya, pihaknya terus meningkatkan upaya promosi kesehatan melalui sosialisasi kepada masyarakat melalui puskesmas di seluruh Kota Surabaya.

“Memantau perkembangan kasus penyakit gagal ginjal misterius melalui portal informasi resmi satu pintu, yaitu WHO dan Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. Serta meningkatkan kewaspadaan terhadap penyakit tersebut melalui pengamatan dan deteksi dini di fasilitas pelayanan kesehatan,” kata Nanik.

Oleh karena itu, Dinkes Surabaya juga terus meningkatkan kewaspadaan melalui pengamatan laporan Surveilans Berbasis Kejadian (EBS) di aplikasi Sistem Kewaspadaan Dini dan Respon (SKDR) dan deteksi kasus penyakit gagal ginjal misterius yang datang ke fasilitas layanan kesehatan dan melakukan Penyelidikan Epidemiologi kasus apabila ditemukan kasus penyakit gagal ginjal misterius yang berasal dari laporan masyarakat, media, maupun fasilitas layanan kesehatan.

“Untuk penanganan yang diperlukan, sesuai dengan hasil kolaborasi dari dokter spesialis yang menangani, dikarenakan penyakit ini masih belum diketahui penyebabnya. Pasien akan ditangani sesuai dengan tanda dan gejala dari pemeriksaan fisik, anamnesa dan pemeriksaan penunjang. Bila diperlukan, pasien akan dilakukan tindakan cuci darah yang sudah tersedia di Kota Surabaya, di RSUD Dr. Moh Soewandhie dan RSUD BDH,” ujarnya.

Nanik menambahkan, para orang tua di Kota Surabaya harus tetap tenang dan waspada terhadap penyakit tersebut. Yakni, dengan menerapkan Pola Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) dengan mengonsumsi makanan yang bergizi yang tinggi kalori dan protein. Jika ada keluarga yang sakit, diharapkan untuk segera dibawa ke fasilitas layanan kesehatan untuk memperoleh pengobatan dari dokter.

“Selalu mengecek tanggal kadaluarsa obat / makanan sebelum dikonsumsi dan segera melaporkan jika ada keluarga yang mengalami gejala suspek gagal ginjal misterius. Terutama untuk usia di bawah 18 tahun dengan demam 7-14 hari atau jika ada gangguan pada proses urinaria dan pembengkakan pada bagian – bagian tubuh tertentu,” pungkasnya.(dfn/iss)

Berita Terkait

Surabaya
Sabtu, 23 November 2024
35o
Kurs